Sabtu, 15 Mei 2010
Bunuh Diri Akibat Kehilangan Pekerjaan Meningkat di Jepang
Menurut Kepolisian Nasional Jepang, angka bunuh diri di tahun 2009 meningkat lebih dari 30.000. Penyebab bunuh diri umumnya adalah kehilangan pekerjaan. Angka bunuh diri pada tahun 2009 menurut laporan terakhir adalah 32.845, meningkat 1,85% dari tahun sebelumnya.
Dalam laporan tersebut sebanyak 24.343 atau 74% dari angka tersebut diberikan oleh keluarga dan orang terdekat korban. Angka ini sama seperti 25 kematian setiap 10.000 jiwa, atau hampir 100 orang dalam satu hari atau setara dengan 1 orang dalam 15 menit.
Alasan bunuh diri akibat kehilangan pekerjaan menempati kedudukan tertinggi sebagai penyebab tingginya bunuh diri di Jepang, dengan 65,3%. Depresi yang dialami korban menjadi alasan utama mereka bunuh diri. Di tahun 2009, orang yang merasa depresi lalu bunuh diri meningkat 7,1% dibanding tahun 2008.
Bunuh diri di Jepang meningkat sangat tajam sejak Oktober 2008. Saat itu sebuah perusahaan terkemuka di Jepang, Lehman Brothers Holdings Inc. bangkrut. Sebulan sesudah pengumuman kebangkrutan perusahaan ini, perekonomian Jepang ikut menurun dan negara dilanda resesi. Sejak itu banyak perusahaan yang mengurangi pegawainya atau tidak beroperasi lagi.
Memasuki tahun 2010, angka bunuh diri cenderung menurun. Pada periode Januari-April, angka bunuh diri menurun 9% dibanding tahun sebelumnya.
Di tahun 2008, Jepang menjadi negara dengan angka bunuh diri tertinggi ke-6 di dunia setelah Belarussia, Lithuania, Rusia, Kazakhstan, dan Latvia. Beberapa cara yang dilakukan para korban dalam mengakhiri hidup mereka, mulai dari terjun dari atap gedung, gantung diri, overdosis, hingga menghirup gas beracun.
0 komentar:
Posting Komentar