Sabtu, 15 Mei 2010
Hati-hati, Demensia...
Sepasang suami istri baru saja menikah dan berbulan madu. Namun sayang, mereka harus merelakan masa-masa bahagia direguk prahara kesedihan. Sang istri yang baru berusia 27 tahun divonis mengidap Demensia Alzheimer. Secara tiba-tiba, sang istri lupa jalan pulang ke rumahnya. Dan yang lebih parah adalah, ia lupa dan sama sekali tak mengenali suaminya. Kisah ini ada dalam film Korea ‘A Moment to Remember’ yang disutradarai John H Lee.
Demensia, penyakit yang diakibatkan penurunan daya ingat ini tak hanya ada dalam film-film. Penyakit ini benar-benar ada dan banyak menjangkiti terutama golongan usia 50 tahun ke atas, namun pernah juga ditemukan pada usia 30-40 tahun. Penyakit ini memang belum sepopuler panyakit lain seperti Jantung atau Stroke, namun Demensia terutama Demensia tipe Alzheimer tergolong berbahaya dan menurunkan hampir 50 % tingkat harapan hidup penderitanya. Di Amerika Serikat, Demensia menjadi penyakit keempat yang mematikan setelah Jantung, Kanker, dan Stroke. Menurut data Asia Pasifik tahun 2006, jumlah orang yang menderita Demensia di wilayah Asia Pasifik pada 2025 diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat dan peningkatan ini akan lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara barat. Sementara di dunia, pada tahun 2040 jumlah penderita demensia diperkirakan menjadi sekitar 80 juta orang.
Demensia Alzheimer merupakan keadaan klinis seseorang yang mengalami kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Gejalanya dimulai dengan gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan, kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan dan berbahasa, gangguan pengenalan waktu dan tempat, kesulitan mengambil keputusan yang tepat, kesulitan berpikir abstrak, sering salah meletakkan barang, perubahan tingkah laku, perubahan kepribadian serta kehilangan inisiatif.
Menurut Prof. Dr. Sidiartc Kusumoputro, Sp.S., meski tidak menyebabkan kematian secara langsung seperti Kanker, pasien yang mengalami penurunan daya ingat bisa meninggal akibat berbagai hal, misalnya kecelakaan. Karenanya, penyakit ini harus diwaspadai dengan mendeteksi gejalanya dan mengambil langkah preventif sejak dini. Seorang peneliti dari Henry Ford Health System, Dr. C. Edward Coffey, membuktikan bahwa hanya dengan membaca buku seseorang akan terhindar dari penyakit Demensia. Hal ini terjadi karena membaca dapat menciptakan semacam lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti perubahan otak.
Riset-riset otak mutakhir telah menemukan manfaat membaca dalam menumbuhkan dendrit, salah satu komponen sel saraf otak atau neuron.Membaca kata-kata baru dapat merangsang otak, karena otak suka akan tantangan dan hal-hal baru. Kegiatan membaca adalah kegiatan yang penuh tantangan dan senantiasa membawa seseorang untuk memasuki wilayah baru.
Dengan membaca, otak berpikir dan bekerja sehingga cabang-cabangnya akan terangsang untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan membaca, tak hanya otak yang diolah sehingga menjadi cerdas, namun jiwa dan perasaan pun akan terasah. Hati akan mendapatkan pencerahan dari membaca pengalaman positif dan biografi orang-orang sukses. Juga dengan membaca, jiwa akan terhindar dari kekosongan yang menyebabkan kehampaan dan sikap pesimistis. Sehingga orang yang banyak membaca akan selalu berjiwa dan berpikiran positif.
0 komentar:
Posting Komentar