Jumat, 11 Juni 2010

Bola Majalengka 'Lolos' Piala Dunia

Siapa bilang Indonesia tidak berpartisipasi dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan? Tim nasional kita memang gagal lolos kualifikasi, namun tidak demikian dengan bolanya.

Tahun 2006, bola produksi Indonesia menjadi bola resmi Piala Dunia Jerman. Kini, menjelang Piala Dunia, bola buatan kita membanjiri Negeri Nelson Mandela itu. Ekspor bola sepak produksi dari Majalengka, Jawa Barat, ke Afsel, meningkat hingga empat kali lipat dari biasanya.

Direktur Produksi dan Ekspor-Impor PT Triple S Majalengka Jefry Romdonny, di Majalengka, Sabtu, menyebutkan ekspor bola ke Afrika Selatan sebelumnya hanya satu kontainer ukuran 20 feet dalam setiap pengiriman dengan kapasitas 8.316 buah bola.

Namun, menurut dia, sejak awal 2010 ekspornya meningkat hingga dua kontainer ukuran 40 feet per bulan.

"Kami hanya memenuhi permintaan pembeli. Kami tidak tahu bola itu digunakan untuk pertandingan di Piala Dunia nanti atau tidak. Yang pasti kiriman ke Afrika Selatan meningkat hingga empat kali lipat dari sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan awal kerja sama ekspor bola sepak ke Afrika Selatan pada 2006. Awalnya ada seorang pembeli asal Afrika Selatan mengunjungi pabriknya sambil membawa sampel bola yang diperoleh dari Timur Tengah.

"Setelah kami lihat, ternyata bola tersebut sama persis dengan yang kami buat. Sejak itu, dia pesan ke kami, dan pengirimannya langsung ke Afrika Selatan," katanya.

Peningkatan pesanan bola sepak juga terjadi untuk ekspor ke sejumlah negara lain di antaranya Jepang, Malaysia, Singapura, dan sejumlah negara di Timur Tengah. Pihaknya bahkan sampai kewalahan memenuhi permintaan ekspor tersebut, karena keterbatasan tenaga kerja.
Menurut dia, tenaga kerja pembuat bola sepak di pabriknya saat ini sebanyak 200 orang, ditambah 2.500 perajin yang tersebar di empat kabupaten yaitu Majalengka, Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, Kuningan, serta Kabupaten Indramayu.

"Namun, kami hanya mampu memproduksi 100.000 buah bola per bulan, sehingga masih jauh dari permintaan sejumlah negara yang mencapai 250.000 bola per bulan," katanya.

Meskipun bola sepak produksi PT Triple S di Jalan Liangjulang, Kadipaten, Kabupaten Majalengka ini merupakan buatan tangan, namun Jefry memastikan kualitasnya tidak diragukan lagi, karena telah diakui dunia hingga memperoleh sertifikat lisensi dari federasi sepak bola dunia, FIFA pada 2009.

"Bahkan bola buatan kami pernah digunakan pada Piala Dunia 2002 di Korea," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009Sumber Info | by TNB