Sabtu, 29 Mei 2010

Share Houses, Tren Anak Muda Jepang

Tinggal di flat atau apartemen sedang tren di Indonesia, salah satu alasannya bisa jadi status dan privacy. Di Jepang, privacy yang telah puluhan tahun mereka jalani membuat hidup mereka kesepian.

Hidup bersama dengan teman-teman dalam satu rumah memberi nuansa yang berbeda. Selain bisa dapat teman baru, pekerjaan bersih-bersih rumah juga bisa dikerjakan bersama-sama.

Rumah kos di Jepang umumnya tumbuh subur di kota besar. Satu rumah dihuni oleh 6 orang dengan 1 dapur, beberapa toilet dan kamar mandi, 1 ruang tamu dan 1 ruang makan.

Hidup di rumah kos dirasakan lebih murah ketimbang hidup sendiri di apartemen (kelas normal). Tren yang dikenal dengan sebutan “share houses” banyak diminati oleh kalangan usia 20-30 tahun. Walaupun setiap anggota di dalam rumah bisa berbagi ruang tamu, dapur dan kamar mandi, namun mereka tetap menghormati kehidupan pribadi masing-masing.

Bahkan beberapa perusahaan juga tertarik mengirim karyawan mereka hidup dalam rumah kos. Dalam sebuah rumah kos yang bernama Icho di daerah Kita Aoyama, Tokyo, 5 orang wanita usia 23-35 hidup bersama. Salah seorang penghuninya, Yui Kamihori menyatakan sangat senang hidup di tempat seperti ini, karena ia bisa punya teman yang diajak bicara setiap hari.

Keadaan rumah juga selalu ramai dan menyenangkan. "Saya bisa mati jika tidak bicara dengan teman-teman di sini sehari saja,” katanya. Yui berasal dari wilayah Kansai dan pindah ke Tokyo sejak 2008 karena tugas dari kantornya.

Banyak hal yang bisa dilakukan bersama dengan teman satu rumah. Misalnya, setiap malam minggu mereka bisa pergi jalan-jalan bersama, merayakan Hari Valentine dengan masak cokelat dan lain-lain.

Biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh tiap penghuni kos sekitar 100.000 yen per bulan, itu sudah termasuk biaya pelayanan. Setiap rumah dilengkapi dengan TV layar datar ukuran besar, bak mandi ukuran besar, oven gas, peralatan dapur bermerek, dan lain-lain.

Setiap rumah kos memiliki aturan sendiri, salah satunya membersihkan kamar mandi dan rumah secara bergantian, dan tidak boleh menerima teman pria di atas jam 8 malam.

Para pemilik rumah kos tidak begitu saja menerima calon penghuni kos. Selain dapat memenuhi aturan yang ditetapkan para penghuni kos baru harus juga disepakati oleh penghuni lain yang sudah lebih dulu tinggal.

"Penghuni yang kami harapkan adalah yang memiliki karakter tidak terlalu pemalu, bisa menjalani aturan yang telah kami tetapkan dan bisa menjalin komunikasi dengan penghuni lainnya,” tambah Yui.

Beberapa rumah kos mengizinkan pria dan wanita hidup bersama dalam satu rumah. Seperti rumah Kos Urawa di dekat Stasiun Urama, Saitama. Rumah kos itu dihuni oleh 20 penghuni yang hampir setiap akhir pekan kegiatan mereka adalah masak bersama dan berkumpul bersama.

Salah seorang penghuni rumah Kos Urama, Hiroaki Miura (28) mengatakan, awalnya ia agak canggung juga mendengar curhatan teman wanita sekosnya. Namun seiring berjalannya waktu ia bisa beradaptasi. Miura langsung tinggal di rumah kos, setelah beberapa tahun sebelumnya dikirim ke luar negeri oleh kantornya. "Yang pertama dan terpenting, ini adalah rumah dimana saya hidup, jadi saya ingin memisahkan antara kisah cinta dengan teman-teman serumah saya,” tegasnya.

Rumah Kos Urawa dikelola oleh perusahaan Rebita Real Estate, Shibuya, Tokyo yang masih memiliki hubungan dengan Tokyo Electric Power Co. Tahun 2006, Rebita merenovasi sebuah apartemen dengan 259 kamar menjadi rumah kos. Dan kamar-kamar ini sudah hampir penuh.

Hingga April 2010, di wilayah Tokyo sudah ada sekitar 600 rumah kos. Prof. Tatsu Inamasu, ahli psikologi sosial dari Universitas Hosei mengatakan tidak mudah bagi perusahaan properti untuk mengetahui keinginan pasar.

“Namun bagi generasi muda yang umumnya tinggal di apartemen, tinggal di rumah kos memungkinkan mereka bisa menjalin hubungan sosial yang baru.”

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009Sumber Info | by TNB