Kamis, 27 Mei 2010

Aborsi, Mesin Pembunuh Perempuan Dunia

Aborsi bukan hanya perilaku melawan agama, aborsi juga sangat membahayakan hidup kaum perempuan. Kantor berita AP melaporkan, hasil penelitian terungkap bahwa selama ini, sedikitnya 70 ribu wanita yang menjalani aborsi tewas setiap tahunnya. Sekitar 38 ribu perempuan korban aborsi di antaranya berasal dari sub-sahara Afrika.

Riset tersebut dilakukan oleh lembaga yang berbasis di New York bernama Guttmacher Institute. Selama ini, institut tersebut dikenal sebagai pendukung kuat aborsi dan penyedia data-data mengenai kecenderungan perilaku tersebut.

Data mengenai korban aborsi ini dikumpulkan dari berbagai negara dan organisasi multinasional.

Sharon Camp, Presiden Guttmacher Institute, mengatakan bahwa selama ini aborsi hanya dijalankan di negara-negara maju.

"Di kebanyakan negara berkembang aborsi sangat dilarang dan seringkali dijalankan dengan cara yang membahayakan," jelas Camp.

Kenyataan tersebut, diyakininya, sebagai penyebab utama terjadinya kematian dalam aborsi.
Saat ini, Guttmacher Institute juga memperkirakan bahwa jumlah kasus aborsi di seluruh dunia turun dari sekitar 45,5 juta di tahun 1995 menjadi 41,6 juta di tahun 2003.

Penurunan ini, menurut Camp, tidak hanya terjadi di negara konervatif, tapi juga berlangsung di negara-negara liberal. Tiga negara yang dinilainya sangat kuat melarang aborsi adalah Polandia, Nicaragua, dan Elsalvador. Riset tersebut juga melaporkan bahwa sekitar 19 juta praktik aborsi di tahun 2003, dijalankan dengan cara tidak aman.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009Sumber Info | by TNB